Ada yang berbeda kali ini ketika malam tadi saya masuk mesjid Raya melalui gerbang timur, padahal selama 8 tahun saya bermukim di Banda Aceh yang sering disebut Kuta Raja tidak ada yang begitu menggugah hati dan rasa, tetapi malam tadi saat hendak melaksanakan teraweh secara berjamaah, bulu kuduk saya serasa berdiri, tiba-tiba keagungan itu begitu merasuk kedalam sanubari sembari terus memuji keagungan Allah yang telah mengilhami manusia membuat karya seni Arsitektur semegah dan seindah ini, rasa itu seperti sedang berada di mesjid Nabawi atau khsuyuk di Mekkah, hal ini yang dulu saya tidak pernah rasakan padahal dalam sehari mungkin saya melewatinya beberapa kali,namun takjub itu baru hadir malam ini, ketika saya telah tidak lagi menjadi penduduk kota ini (Banda Aceh).
Suasana berbeda pun terjadi saat shalat taraweh berjamaah, biasanya mesjid raya melaksanakan taraweh 8 rakaat plus 3 witir, lalu yang ingin menuntaskan hingga 23 rakaat tanpa dikomando harus keluar, tidak demikian sekarang justru terbalik yang shalat 8 rakaat plus witir 3 rakaat lah yang meninggalkan shajadah beramai-ramai untuk melanjutkan 3 rakaat witir di tempat lain.
Ramadhan di Baiturrahman Banda Aceh, Suasana Berbalik
Reviewed by Presiden Kacho
on
11.14
Rating:
Tidak ada komentar: