Kata kerja aktif biasanya lebih
baik ketimbang bentuk pasif untuk isi berita. Kata kerja aktif bersifat lebih
langsung. Akan tetapi, terkadang bentuk pasif menjadi satu-satunya pilihan.
Misalnya, ketika berita diawali dengan elemen siapa dari prinsip 5 W dan H, bentuk pasif adalah satu-satunya
pilihan, seperti: Ade Sukande terpilih menjadi ketua Senat Mahasiswa.”
Pasif
Bola ditendang oleh David Beckgam
dari jarak 40 meter ke arah gawang.
Aktif
David Beckham menendang bola dari
jarak 40 meter ke arah gawang.
Pasif
Pekanbaru terpilih menjadi tempat
Konferensi Nasioanl Ilmu Pengetahuan Islam 2007.
Aktif
Panitia konferensi Nasional Ilmu
Pengetahuan Islam memilih Pekanbaru sebagai tempat konferensi.
Kata benda konkret akan menambah
warna bertia. Kata benda ini mengidentifikasi objek dengan jelas.
Umum anjing
Konkret herder
Umum buku
Konkret peta
dunia
Umum makanan
Konkret pecel
lele
Umum cedera
Konkret pata
tulang kering
Umum biru
Konkret biru
muda
Klise dan bahasa slang popular terbatas manfaatnya
dalam berita. Jika dimasukkan dalam merespon sumber. Maka kata ini bisa dipakai
dalam kutipan langsung atau tak langsung. Adalah mungkin bahwa kata klise atau
slang dapat dimasukkan dalam teras berita, di akhir berita atau di dalam batang
tubuh berita, tetapi tidak mungkin kata ini lebih efektif ketimbang frasa asli
atau kalimat dari penulis berita.
Beberapa kata klise lebih buruk
ketimbang lainnya. Misalnya, yang sebaiknya dihindari adalah menghirup udara
segar, tenang sebelum badai datang, badai protes, merdu bak buluh perindu,
merdu merayu, sakit tiada terperi, perih bak tersayat sembilu, dan sebagainya.
Kadang-kadang, kata klise menjadi
pilihan yang tepat, tetapi untuk aplikasi khusus. Misalnya, berita tentang toko
antik atau toko loak dapat mengunakan kata klise seperti “ gajah putih” jika
toko itu menjualnya.
Menggunakan klise atau kutipan
dari buku terkenal, lagu dan sebagainya adalah soal opini. Beberapa jurnalis
terkadang menggunakannya karena mereka menganggap pembaca paham dengan klise
tersebut. Misalnya, mereka menggunakan kata “naik daun” untuk mengganti kata
terkenal. Berita dengan lebih dari satu kata seperti ini patut dicurigai.
Penulis yang terlalu sering menggunakannya mungkin akan dianggap malas oleh
pembacanya dan oleh rekan seprofesi mereka.
Jika klise dipakai dalam berita,
ia sebaiknya tidak diletakkan dalam ucapan kutipan. Bahasa harus berkembang.
Setiap tahun, para penyusun leksografi (penulis kamus) menambahkan kata baru ke
kamus. Kata-kata itu diciptakan oleh orang lain yang menciptakan kata baru
untuk objek, emosi atau gagasan baru. Jika ada cukup banyak orang yang memahami
dan menggunakan kata baru itu, maka ia akan menjadi bagian dari bahasa
sehari-hari. Banyak kata baru yang diciptakan untuk abad informasi 1990-an: web, ponsel, chat room, email dan e-commerce
dan sebagainya. Jurnalis harus menggunakan kata baru dengan hati-hati. Kata
dan jargon yang baru diciptakan jarang
dipahami kebanyakan orang. Kantor berita harus membeli kamus dan buku pedoman
jurnalistik baru setiap tahun.
Baca Selanjutnya
Menulis Berita, Part 12
Reviewed by Presiden Kacho
on
00.31
Rating:
Tidak ada komentar: