LOKASI
PENAMBANG BATU - SIANG HARI
{Sebuah
kali berhulu dari Gunung Merapi yang bermuara ke laut selatan, terlihat lebih
mirip sebuah jurang dalam ketimbang Kali, sebuah jalan seukuran 3.5 meter di
buat menuju dasar kali, jalan ini di buat untuk laju truk-truk juga para
pekerja tambang turun ke Kali, Kali ini tidak memiliki air, padahal Kali ini
hulu dari Kali yang panjangnya lebih kurang 70 Km, namun di antara Hulu dan Hilir ada sebuah
mata air Abadi, tak pernah mengering, dari sanalah sumber air yang mengalir ke
hilir ke sawah-sawah penduduk sebagian mengalir ke tangki-tangki PDAM setempat.
Oleh karena area Hulu yang selalu kering, kecuali bila turun hujan, maka lokasi
ini memudahkan para penambang. Batu-batu di sini terbentuk dari banjir lava
Gunung berapi, hingga batu-batu di sini tidak memiliki kepadatan seperti
batu-batu gunung biasa, hal ini memudah kan pemahat dalam merubah batu-batu ini
menjadi Patung yang bernilai seni dan uang
Andy,
Bedhoot, Djodi dan Rima berdiri di atas tebing Kali tersebut, mereka asyik
terbenam dalam ketabjuban sendiri-sendiri, Kali yang mengalir di antara dua
bukit pandangan panorama luas di antara ilalang beberapa pohon tanggung
terlihat tumbuh di area ini, tidak terdapat pohon-pohon besar di sini, sehingga
gagahnya Gunung Meurapi terlihat jelas dari sini, bekas lava yang memutih di
sisi timur Merapi dan beberapa pohon yang tumbuh di sekitar lereng, namun 2 per
3 ke atas sampai puncak terlihat gundul, merupakan ke asyikan lain melihat
Merapi dari dekat. Luar Biasa}
RIMA :Luar Biasa,...baru pertama
ini aku melihat Merapi dari jarak sedekat ini, Luar biasa...Luar Biasa, ini
kekaguman luar biasa untuk aku.
ANDY :Bagaimana
menurut mu Djod,...
{Ketika
Andy, Djodi dan Rima masih beridiri di tebing, sementara itu Bedhoot terlihat
berlarian kecil menuju bawah tempat para penambang terlihat sedang bekerja}
DJODI :Ya
aku sependapat dengan Rima, dulu bagi ku Merapi lebih terkesan dan terlihat
anker apalagi aku melihat nya dari Jogya yang jauh di bawah sana (Sambil
menunjuk ke arah selatan tempat mereka berdiri), apalagi bila mendengar
cerita-cerita yang berkembang di masyarakat lebih memenuhi sisi angker dari
pada indah nya, sekarang lihat lah,...(Djodi seperti sedang berada di sebuah
panggung theater, berputar sambil kedua tangannya di rentangkan kepalanya di
tengadah) betapa Merapi dan panorama di sekitar merupakan karya seni
sempurna dari yang Agung. Hirup... hirup lah kesegaran udaranya, penuhilah
rongga dada mu yang sesak itu, ha ha ha ha ha hu... hu...hu...hu...
{Andy dan
Rima sempat tertegun sebentar pada ekspresi Djodi yang serta merta itu, apalagi
sebelumnya mereka tidak pernah melihat Djodi seperti itu, sementara Djodi
terlihat kedua lututnya di tanah sebagai tumpuan bagi tubuhnya yang lain}
ANDY :Hey Djod...kamu
baik- baik saja,...?!
DJODI :Yes man,...I’m Fine
RIMA :(Rima mendekat ke Djodi,
menjongkok biar posisi nya setara dengan Djodi, lalu setengah berbisik kepada
Djodi) bahasa ungkapan mu tadi tidak begitu jelek, spontan dan sangat
mengena, aku senang mendengarnya
DJODI :(Djodi
memandang Rima) Thanks Rima, kamu
begitu manis untuk ku
{Andy tidak
berusaha mendekat, ada pengertian dalam dirinya, dia hanya berdiri di tempatnya
semula sambil melihat ke arah mereka}
RIMA :(Rima tidak menjawab
tidak juga tersenyum, lalu wajahnya di arahkan ke Ngarai, kemudian )
Djod,...coba kamu lihat ke lembah sana ada banyak pohon berbagai ukuran telah
membentuk panorama indah melalui daunnya. Aku pingin kamu suatu waktu ke sana
biar kamu lebih mengerti bagian keseluruhan dari pohon tersebut, hingga bukan
hanya daun yang bisa kamu lihat namun juga ranting, dahan, batang dan akar juga
tanah tempat dimana mereka mendapatkan makananya, nasehat ku kamu harus
berhati-hati bila ke sana, karena kamu harus bisa membedakan mana semak dan
mana belukar.
DJODI :Rima
tidakkah kamu melihat usaha ku ke arah sana,...?! aku sudah di sana sekarang,
cuma beri aku sedikit lagi waktu hingga aku bisa membilah antara daun dan
ranting, batang dan akar... Thanks Rima
ANDY :(Andy
memanggil mereka berdua) Halo kalian...mau turun ke bawah nggak,...?!
RIMA :(Bangun dari duduknya
sambil menarik tangan Djodi) Ya aku ikut...
{Lalu
mereka bertiga turun ke dasar kali tersebut di mana terlihat beberapa penambang
gigih merontokkan bebatuan ukuran raksasa, Bedhoot sudah kedahuluan namun dia
tidak kelihatan di antara penambang. Untuk sementara mereka mengabaikan
Bedhoot, Rima, Andy dan Djodi sesekali terlihat terlibat pembicaraan dengan
penambang, setelah merasa lelah melihat-lihat, lalu Rima bertanya kepada Andy
dan Djodi}
RIMA :Bedhoot
kemana ya,...?! Kok aku sedari tadi tidak melihat dia.
ANDY :Biasa paling dia
sedang ke bawah sana (Sambil menunjukkan ke hilir Kali)
DJODI :Kalau
Gitu Ayoo Kita susul dia
RIMA :Ya ayoo kita susul dia, aku
tidak mau sesuatu terjadi padanya
ANDY :(Andy
tertawa kecil) He he...jangan khwatir aku tahu kemana dia pergi. Ayo kita
susul dia
{Mereka
kemudian menyisir Hilir Kali tersebut, tak lama kemudian mereka mendapati Bedhoot
sedang mandi Air pancuran yang keluar dari Mata air di tebing kali tersebut}
BEDHOOT :(Ketika tahu siapa yang dilihatnya, lalu memanggilny)
Heyyy kalian yang di sana...mari bergabung dengan ku. Nikmatilah segarnya air
pegunungan dijamin bersih belum tercemar. Ayoo bergabunglah dengan ku.
RIMA :Menyesal sekali aku tidak
bawa pakaian salinan, bila tidak pasti aku juga sangat ingin mandi dipancuran.
DJODI :Iya
aku juga pingin, tapi Andy gak kasih tahu sebelumnya kalau di sini ada mata air
ANDY :Maaf sebesarnya
maaf kawan tadi nya aku memang lupa memberitahukan kalian tentang mata air ini,
jangan khwatir kita bisa kembali lain waktu, bukan...?!
ANDY :(Andy
memanggil Bedhoot) Hey Dhoot...Kita harus pergi sekarang
BEDHOOT :(Masih asyik mengguyur tubuhnya dengan air pancuran) Mau
kemana Coiii. Aku lagi Asyiiik Nieee
ANDY :Aku
mau antar Djodi sama Rima ke tempat pak Doel...kamu mo ikut atau kita bertemu
di Joglo nanti jam 04:00 sore
BEDHOOT :Ok kawan...Aku gak bisa...lagi basah kuyub niee...
BEDHOOT :(Minta maaf pada Djodi & Rima) sorry
Djod,...Rim...Sorry ya. Sampai nanti di Joglo
DJODI :Ok
Dhoot have fine
{Kemudian
Andy, Djodi & Rima meninggalkan Bedhoot yang lagi Asyiik mandi di pancuran}
SEQUENCE 20
KEBUN
SAYURAN PAK DOEL - PETANG HARI
{Sebuah
Kebun Sayur tidak terlalu besar kira-kira seluas 200 meter persegi, ada sebuah
Rumah Panggung di tengah-tengah kebun. Tanahnya tidak begitu datar sedikit
berbentuk lereng karena letaknya di antara bukit-bukit kecil, ada banyak kebun
selain kebun pak Doel di area ini, namun umumnya mereka tidak bertempat tinggal
di sini, mereka memiliki rumah di ujung kampoeng, dan umumnya juga para pekebun
di sini hanya menanam jenis Sayuran saja. Sehingga sejauh mata memandang kita
akan melihat panorama alam bukit & dataran hijau oleh Sesayuran dan
beberapa dangau-dangau sebagai tempat istirahat menambah indah nya alam
perbukitan di sini. Sungguh menabjubkan.
Pak Doel
terlihat sedang menyiram sayuran ketika Andy, Djodi & Rima datang. Pak Doel
lelaki perkotaan yang hijrah ke pebukitan ini tak lama berselang setelah
isterinya meninggal dunia yang memberikannya dua orang anak, laki dan
perempuan, sekarang masing mereka telah menikah dan memiliki pekerjan tetap.
Sekali dalam sebulan mereka datang menjengguk Pak Doel, mereka masih memiliki
komunikasi dan hubungan baik. Pak Doel dulunya adalah Seorang Jurnalis sebuah
surat kabar yang terbit di Kota Y, namun akhirnya dia memutuskan untuk berhenti
pada umurnya yang ke- 50, setelah mengabdi 22 tahun di Surat Khabar tersebut
dan sekarang dia sudah berusia 56 tahun, padahal waktu itu dia sudah duduk
sebagai Chief Redaktur. Pak Doel meninggalkan kehidupan Kota dengan segala
kesibukannya bukan karena dia depresi karena di tinggal Istri yang di
cintainya, namun lebih kepada suasana bathin dan pencaharian terus menerus
dalam pergumulan antara kebenaran hakiki dan hidup ritmis dengan impian maya
yang kita bangun dalam pondasi maya, pak Doel sadar akan hal itu dan akhirnya
dia memilih tinggal di sini bukan untuk menceraikan dunia, karena toh setiap
hari dia masih bisa berkomunikasi dengan sesama masyarakat di sini, bahkan
masyarakat di sini mendudukkan pak Doel sebagai penasihat mereka, baik sebagai
penasihat spritual maupun masalah umum dan kompleks lainnya. Hal itu diketahui oleh
Andy setelah sebulan dia mengenal Pak Doel, bagi semua orang di sini pak Doel
adalah sosok orang Bijak
Andy, Djodi
dan Rima sudah berada dalam kebun Pak Doel, mereka terlihat berjalan ke arah
pak Doel yang sedang menyiram sayuran}
ANDY :Selamat Petang
pak Doel...maaf pak Doel saya harap tidak terganggu dengan kedatangan kami. Ini
kedua teman saya yang pernah saya ceritakan kepada pak Doel tempo hari, mereka
sangat ingin mengenal Bapak dari dekat.
PAK DOEL :(Pak Doel menghentikan aktifitas nya lalu menyalami mereka
satu persatu, lalu) Oh iya...mari Nak ke Gubuk saya
RIMA :Maaf...kami
telah mengganggu pekerjaan Bapak.
PAK DOEL :Kalian tidak mengganggu saya, itu tadi Sayuran terakhir yang
harus saya sirami. Ayo mari ke Gubuk (Sambil menyilahkan, lalu mereka
bersama-bersama ke rumah panggung yang di panggil gubuk oleh pak Doel)
SEQUENCE 21
RUMAH
PANGGUNG PAK DOEL - PETANG HARI
{Rumah
panggung dari papan berbentuk persegi 4 berukuran kurang lebih 6 X 6 meter
bujur sangkar, atap nya dari anyaman dedaunan, lantainya setinggi 1.5 meter ,
ruangan terbagi kepada tiga bagian, kamar tidur, dapur dan satu ruangan
terbuka, terbuka karena hanya diberikan dinding seperempatnya saja, beberapa
lukisan Abstrak terpangpang di sana. Di ruangan ini pak Doel biasanya menerima
tamu, melukis di kala ingin dan lain sebagainya
Ada sebuah
guci besar berisi air terletak di pinggir kanan tangga, terlihat pak Doel
membersihkan kakinya di sana sebelum dia menaiki tangga tersebut. Sementara
Andy, Djodi dan Rima hanya melepaskan sepatu saja, kemudian mengikuti pak Doel
naik ke atas, di sana terlihat pak Doel telah duduk menyandar ke salah satu
dinding menghadap ke timur sementara di sisi kirinya terlihat tumpukan sayuran
siap di angkut ke pasar, namun pak Doel tidak membawanya ke Pasar, karena sudah
ada langganan tetap seorang Bakul yang rutin mengambilnya jam 05:00 setiap
sore}
PAK DOEL :(Pak Doel bangun dari duduknya , meyilahkan mereka duduk )
Mau tak buatkan Kopi atau Teh...? kebetulan juga masih ada Ubi goreng di dapur.
KOOR :Gak usah
repot-repot Pak...
PAK DOEL :(Pak Doel orang nya cepat akrab dengan siapa pun, dengan cepat
pula dia bisa menyesuaikan gaya omongan)
Ayo lah kalian pasti pingin setelah mencobanya (Setelah itu pak Doel
menuju dapur dan tak lama kemudian pak Doel telah keluar dengan membawa 3 gelas
kopi plus ubi/telo dan pisang goreng)
PAK DOEL :Nah ini dia yang kalian tunggu, ayoo di coba
{Mereka
benar terkagum pada orang Tua yang satu ini, dia tahu betul bagaimana membuat
orang merasa nyaman dan akrab secepat kilat dan aneh nya lagi mereka merasa
dalam sekejab sudah menjadi seperti bahagian dari keluarga pak Doel, sungguh
pribadi yang mengagumkan, puji Rima dalam hatinya. Biarpun mereka di akrabi
seperti itu, namun ketika pak Doel yang bernama Asli Zoelkarnain ini
menyilahkan mereka minum, mereka terlihat masih malu dan segan juga, pak Doel
ngerti betul kekakuan saat itu}
PAK DOEL :Jangan merasa sungkan, mari di sambi (Akhirnya bahasa jawanya
keluar juga, walaupun dia bukan seorang asli Jawa, namun mantan isterinya asli
Jawa. Pak Doel sendiri pendatang dari Sumatera)
{Djodi dan
Rima yang sebelum bertemu Pak Doel sepertinya banyak masalah dan keluh kesah
ingin disampaikan kepada pak Doel ini, namun ketika bertemu sosok pak Doel yang
suka bekaos Oblong ini semua masalah seperti menghilang, rasanya sudah tak ada
lagi yang harus di tanyakan, semua jadi ringan di sini tak ada beban, penderitaan
juga ketakutan pada hari esok serta takdir yang menghampiri, semua jadi rilex}
{Ketika
suasana santai mulai tercipta di antara mereka, mulai lah Pak Doel memulai
dengan Pembicaraan yang lebih serius}
PAK DOEL :Kalian sebenarnya tidak datang bertiga, terutama pada Djodi
& Nak Rima ada yang mengikuti kalian (Seketika itu juga Djodi & Rima
tersentak kaget terlihat rasa ketakutan pada wajah mereka, namun pak Doel
melanjutkan lagi paparannya) tetapi sebaiknya kalian tidak perlu takut
dengan kekuatan yang berseberangan tersebut. karena sesungguhnya kekuatan
pelindung masing kalian lebih besar dari kekuatan makhluk itu, dan selama
kalian masih menjaga kekuatan pelindung masing-masing kalian tersebut
InsyaAllah makhluk Halus itu tak punya hak atas kalian.
{Rima dan
jodi mendengar tanpa kata, mereka benar-benar masih tertegun atas penuturan dan
pemaparan Pak Doel, Djodi dan Rima saling beradu pandang beberapa saat, mereka
ingin mengatakan bagaimana Pak Doel bisa tahu, sebelum mereka mengatakan, pak
Doel kedahuluan menjawab mereka}
PAK DOEL :Sesungguhnya Pengetahuan Yang Maha Kuasa itu meliputi langit dan
bumi dan juga di antara keduanya, Dia akan memberikan pengetahuan pada siapa
saja yang Dia inginkan, sesungguhnya Allah maha kuasa Atas segala sesuatu.
{Rima dan
Djodi tambah tak bisa berbicara, bukan karena ketakutan namun semata kekaguman
saja bagaimana bisa seorang tua suka pakai kaos oblong, berambut Gondrong lagi
tanpa jubah atau surban di kepalanya, sebagai mana kebanyakan penampilan para
Ulama, pemimpin suatu aliran/sekte yang berkedok Islam atau kebanyakan
Rohaniwan, lalu bicara tengtang
KEBENARAN yang ujung-ujungnya adalah Uang}
RIMA :(Rima mulai membuka bicara) Bagaimana caranya menjaga
kekuatan pelindung yang telah ada pada masing-masing kami ini bisa terjaga
selamanya...
PAK DOEL :Yang pertama jangan pernah sekali-kali memberikan kesempatan
kepada mereka walaupun sekecil apapun, apalagi dengan sengaja memuja, atau
mengundang dengan perantara makanan dan wewangian, pada malam-malam tertentu.
Hal demikian menandakan kita takut kepada mereka karena rendah nya rasa percaya
diri lalu kita mengadakan ritual tertentu supaya mereka mahu menjadi teman kita
dan ini sudah kesalahan Kedua. Yang ketiga kita lengah dari berbuat dosa,
sekecil apapun dosa itu, karena dosa sama dengan menzalimi diri sendiri. Hal
ini akan menjadi perangkap syaitan, karena perbuatan dosa telah membuka pintu
bagi syaitan untuk masuk lebih jauh ke dalam diri kita hingga pada akhirnya dia
akan menguasai seseorang yang dia masukin tersebut
DJODI
:Rendah nya rasa percaya diri bisa membawa celaka, bagaimana kita dapat
mengetahui dan menumbuhkan rasa percaya diri itu Pak.
ANDY :(Andy sedari
tadi tidak ikut terlibat dialog tingkat tinggi ini, menyimak pembicaraan posisi
terbaik baginya saat ini, mengingat dia kurang referensi tentang ini)
PAK DOEL :Pertama Kita harus memilah dulu, bahwa rasa percaya diri yang
kita maksudkan di sini adalah bukan Menumbuhsuburkan Kesombongan. Yang ke dua
untuk dapat mengetahui dan menumbuhkan rasa percaya diri itu setiap kita harus
menemukan jawaban dari pertanyaan Siapa Aku karena jawaban siapa aku ini
akan menemukan kita pada siapa yang memiliki Si Aku tadi. Kemudian ketika kita
telah mengetahui Siapa Aku, lalu si Aku tahu kepada siapa seharusnya dia takuti dan tidak.
DJODI :(Seperti
orang terbata, kelu) hari ini rasanya kami (Melihat ke Rima ) baru
terbangun dari mimpi dan kami tak tahu bagaimana caranya berterimakasih kepada
Bapak
PAK DOEL :Nak...pertemuan antara kita bukanlah kebetulan, suatu Zat yang
Maha Kuasa telah mengaturnya, maka berterimakasih lah hanya kepada Nya.
ANDY :(Andy melihat
ke Rima & Djodi lalu melihat ke jam tangannya, Rima langsung tanggap
maksudnya)
DJODI :Alhamdulillah...dan
sekarang kami minta ijin...
ANDY :Ya
Pak...kami mahu kembali ke jogya Sore ini juga.
PAK DOEL :Kalian tidak menginap di tempat pak Karyo...?
ANDY :Tidak
Pak...kedua teman ini juga masih ada tugas besok hari di jogya dan juga kami
tak ingin kemalaman di jalanan, terlalu berbahaya, sering terjadi kecelakaan di
malam hari karena banyak lalu lintas trayek malam Semarang-Jogya.
{Kemudian
mereka minta ijin sekali lagi sebelum turun tangga rumah panggung tersebut,
ketika mereka sudah siap berangkat, kali ini mereka sudah di halaman dekat
tangga.Pak Doel berpesan terakhir,...}
PAK DOEL :Oh ya...Nak (Ketika di panggil nak semua mereka melihat ke
arah pak Doel yang masih di atas rumah Panggung, namun pandangan Pak Doel
sepecial Untuk Djodi), “Kebahagian
yang kamu cari sesungguhnya tidak lah berada jauh tidak juga dia asing, kamu
tidak perlu susah-susah untuk mencarinya kemana-mana, karena dia ada di sini (Pak
Doel sambil tangannya memegang dadanya agak ke kiri) di dalam bahagian
terkecil dari hati kamu (Pak Doel diam sebentar) Semoga berhasil Nak”.
{Semua jadi
terkesima lagi terutama Djodi, dia merasa betul Kalimat tersebut adalah special
Untuk dirinya. semua mereka sempat membatu sebentar, kemudian balik arah dan
pergi tanpa kata lagi, hening... Sementara Pak Doel masih tetap berdiri di atas
Rumah Panggungnya menyertai mereka sampai menghilang dari pandangan mata}
Baca Selanjutnya
Baca Selanjutnya
The 13th Room, Bagian KeEnam
Reviewed by Presiden Kacho
on
23.13
Rating:
Tidak ada komentar: