SEQUENCE 37
HOTEL R -
MENJELANG SUNSET
{Djodi dan
Rima terlihat Memarkir motor, kemudian mereka menuju Resepsionist Hotel}
DJODI :(Mereka
memesan dua buah kamar dengan No.12 dan No.13) Pak Kami ingin memesan kamar
nomor 12 dan 13
PETUGAS
HOTEL :(Dengan sopan menjawab) Maaf
mas kamar nomor 13 kebetulan sudah ada yang memesan lebih dahulu.
{Djodi dan
Rima sudah faham. Karena tentu itu hanya alasan saja, Djodi dan Rima tidak
ngotot, lalu mereka memesan kamar satu nomor di atas nomor 13}
RIMA :Ya tidak apa-apa Pak, lalu
bagaimana dengan nomor 14 Pak...?
PETUGAS
HOTEL :Nah kalau kamar itu kebetulan masih
kosong...
DJODI
:Ya...kami ambil dua kamar sekaligus (Lalu Djodi membayar ke dua kamar
tersebut)
PETUGAS
HOTEL :(Sekedar berbasa-basi saja) Wah
nak Kenapa harus ambil dua kamar kalian bisa dengan satu kamar, bukankah itu
lebih Irit dan asyik...?!
DJODI :(Dengan
Tegas Djodi menjawab, dengan sedikit mendongok wajahnya ke wajah Petugas Hotel
tersebut) Maaf Pak...kami masih Punya Aturan... (Lalu mereka ambil kunci
kamar dan pergi dari tempat tersebut, namun petugas Hotel setelah terbengong
sebentar karena Habis kena Damprat Djodi, berusaha mengejarnya)
PETUGAS
HOTEL :Mari saya tunjukkan kamarnya Nak (Lalu
petugas hotel tersebut membawa mereka ke arah kamar yang di maksud) Nah ini
kamar 12 dan di sana 14...Selamat menikmati Suasana Hotel kami (Lalu Bapak
tersebut pamit pergi, namun Djodi sempat mengucapkan Terima kasih)
{Hotel R
menempati area berbukit tidak begitu besar, namun memiliki fasilitas selevel
Hotel berbintang Satu service nya juga memuaskan, tamu Hotel dilayani sesopan
mungkin. Hotel R memiliki satu Taman, berfungsi juga sebagai Restoran terbuka
di tata sedemikian rupa beberapa pohon kelapa masih dibiarkan mengisi taman
tersebut. Asyiknya lagi dari ketinggian tempat ini para pengunjung Hotel bisa
menikmati panorama Pantai
sepuas-puasnya, apalagi saat-saat sore seperti ini ketika pengunjung
pantai sudah sepi dan bukan hari minggu, benar-benar waktu istimewa untuk
menikmati pemandangan di sini, beberapa rumah dan warung yang didirikan di pinggir
pantai tampak seperti sebuah perkampungan pantai lalu ke arah pantai kita bisa
melihat pasir yang di sapu pecahan Ombak, bila kita menyisir pandangan kita
lebih jauh lagi ke samudera yang maha luas kita akan melihat sebuah garis batas
lautan dan langit yang bertemu dalam satu Garis membentang yang kita sebut
Cakrawala. Kekurangannya cuma satu di pantai ini kita tidak bisa menemukan
perahu Nelayan satu pun.
Djodi dan
Rima berniat menghabiskan waktu beberapa saat di taman ini sambil menikmati
pergantian Siang hari menuju malam hari, merupakan kepuasan tersendiri saat
melihat matahari menghilang di ufuk barat secara perlahan, dengan warna merah
kekuning-kuningan menyala. Djodi Tentu tak mau melewatkan Pemandangan yang kita
sebut Sunset ini lenyap begitu saja, sejak tadi Djodi telah siap dengan Camera
dengan sebuah tripot penyangganya}
DJODI :(Takjub)
Luar...Biasa...sebuah karya yang maha sempurna. Aku benar-benar takjub pada
Mu...(Djodi melihat Ke arah Rima) Rim...Aku Ingin mengajak mu turun ke
Pantai nanti setelah magrib dan tentu setelah makan
RIMA :Ok...
{Lalu
mereka beranjak dari tempat tersebut ke kamar masing -masing}
SEQUENCE 38
PINGGIR
PANTAI -
MALAM HARI
{Suasana
Pantai tampak lenggang suara ombak dan pecahannya mendominasi Atmosfer malam ini,
di sisi lain terlihat sekelompok muda-mudi duduk, bernyanyi mengelilingi sebuah
lilin besar atawa sekumpulan lilin di ikat menjadi sebuah lilin besar lalu
diletakkan dengan menggali pasir membentuk lubang lalu kumpulan lilin yang
sudah di ikat menjadi satu tersebut kedalam lubang yang telah dibentuk
sebelumnya, mereka bernyanyi, tertawa dan kadang terlihat ada di antara mereka
bangkit dan menari-nari di atas pasir tersebut secara spontan. Sementara itu
Rima dan Djodi menyisir sepanjang Pantai sambil mengambil beberapa stock shoot
di bibir pantai tersebut, mereka semakin ke selatan dari kumpulan muda-mudi itu
dan semakin keras atmosfer yang terdengar}
DJODI :(Djodi menghentikan langkahnya lalu berbicara pada Rima)
Rima...Coba kamu diam sebentar, lalu coba kamu lihat ke arah bibir pantai itu,
lantas dapatkah kamu merasakan rasa kemarahan di antara gulungan Ombak ...??!
RIMA :(Rima merubah posisi
berdirinya menghadap pantai, diam sejenak lalu berbicara) Ya Aku dapat
merasakan kemarahan memuncak di antara gelombang-gelombang yang ombaknya telah
di hancurkan menjadi buii oleh pasir yang berserakan di pinggir pantai ini.
Seolah-olah Gelombang-gelombang itu hendak menelan semua daratan namun pasir, karang atau bebatuan telah
merubahnya menjadi bui-bui yang tak berdaya...Atau aku membayangkan sebuah
gelombang setinggi 30 meter menghantam daratan maka hilang lah kemampuan semua
pasir, batuan karang dan semacamnya yang bertebaran di semua pantai ini untuk
menghadang gelombang raksasa itu.
DJODI :Menurut ku
lautan dengan Gelombangnya bukan tidak bisa menenggalamkan daratan dengan
perbandingan daratan hanya sepertiga dari jumlah lautan, namun semua itu ada
dalam satu kontrol dan mereka tak lain hanyalah menunggu pada satu ketetapan.
{Lalu
mereka berjalan kembali menyisir pantai tersebut, kali ini mereka tampak Long
Shoot hingga tak terdengar apa yang mereka bicarakan, namun dalam remang gelap
tersebut Rima terkadang sambil jalan terlihat mengambil pasir lalu melemparnya
ke laut, kali ini mereka terlihat berbalik jalan ke arah semula mereka start.
Namun sesampai di sana Djodi dan Rima saling bertanya kemana semua muda-mudi
yang tadi bersuka ria di sini sementara beberapa minuman kaleng dan makanan
ringan masih tergelatak di sana...}
RIMA :Aneh kemana perginya mereka
semua, bukankah tadi mereka di sini...?! Lihat Djod...lilinnya masih Nyala.
DJODI :(Djodi yang
merasa ada keganjilan di lokasi tersebut serta merta menarik tangan Rima dan
meninggalkan lokasi tersebut) Rim kita harus pergi dari sini.
Baca Selanjutnya
The 13th Room, Bagian KeSebelas
Reviewed by Presiden Kacho
on
23.25
Rating:
Tidak ada komentar: