SEQUENCE 28
TERAS HOTEL
X - PAGI HARI
{Rima dan
Djodi terlihat duduk di salah satu anak tangga menuju pintu Hotel X, Hotel X
ini memiliki Teras lumayan luas, semua Tamu Hotel sebelum memasuki Hotel harus
melalui Teras ini, So Rima dan Djodi sengaja menunggu di tempat ini karena
dengan demikian ketika Pak Solardjo datang dia langsung bisa melihatnya dan
tentu Pak Soelardjo juga tak bisa berpaling dari mereka. Berselang waktu
kemudian mobile Pak Lardjo terlihat masuk Hotel, lalu Sopirnya memarkir di
depan Rima dan Djodi, kemudian pak Soelardjo terlihat turun dari Mobil tersebut
lantas mobil meninggalkan tempat itu
Rima Dan
Djodi Langsung berdiri dari duduk mereka mengucapkan Siang Pak, pak Lardjo yang
merasa tak ada moment untuk nolak lagi membalas mereka juga, lalu mereka jalan
bareng Pak Lardjo ke rungan kantornya, dalam perjalanan tersebut Pak Lardjo
tidak mengucapkan apa-apa sampai-sampai pak Lardjo tidak menyilahkan Rima dan
Djodi masuk Kantornya atau bahkan mengikutinya sejak tadi, namun Rima dan Djodi
sudah tak punya pilihan untuk sementara waktu menghadapi manusia seperti pak
Lardjo memang harus dengan cara seperti ini, sehingga tak ada lagi kesempatan
menolak atawa rapat yang tiba-tiba, seperti alasan klasik kebanyakan
Birokrat}
PAK
SOELARDJO :(Setelah duduk di kursi Empuknya,
dan menghela nafas panjang) Lalu apa yang kalian inginkan dari saya
sekarang...?!
RIMA :(Tak lama setelah duduk
di Kursi) Yang jelas kami tidak menginginkan sesuatu pun dari Bapak yang
sifatnya materi. Kami hanya ingin mewawancarai Bapak tentang beberapa
pertanyaan sebagaimana telah kita sepakati melalui telephone beberapa hari yang
lalu. Hal ini berkenaan dengan tugas akhir kami di Institut, yakni membuat
sebuah Film Dokumenter.
DJODI :(Kali
ini tidak menunggu lagi aba-aba dari Rima, segera dibukanya tas berisi Camera,
Tripot dan Microphone)
PAK
SOELARDJO :(Lagi-lagi terlihat Pak Lardjo
menarik nafas panjang) Ya Okay...
DJODI :(Segera
ambil posisi di salah satu ruangan itu untuk Anggle Cameranya, lalu dia memberi
Aba - aba ke Rima tanda Camera Ready) Cam Ready.
RIMA :Okay kalau
demikian kita siap mulai wawancaranya.
PAK SOELARDJO :(Masih dengan nafas berat) Ya...
RIMA :Apa yang
Bapak ketahui tentang cerita angker kamar Hotel dengan nomor Urut 13...?!
PAK
SOELARDJO :(Pak Lardjo sedikit tercengang dan
terkesan sedikit menutup-nutupi jawaban yang sebenarnya) Apaaa...??! Tidak
itu...saya malah baru dengar sekarang...!?
RIMA :Lalu
kenapa ada Hotel di kota ini memakai Nomor Urut 13 dan tidak, menurut Info dari
masyarakat ini berkenaan dengan pelayanan istimewa pada mahkluk tertentu, apa
itu benar Pak...?!
PAK
SOELARDJO :(Masih terkesan menutup-nutupi)
Cerita Itu juga tidak benar...
RIMA :Kalau
memang jawaban Bapak benar lalu kenapa kamar urut 13 tidak bisa disewakan
kepada tamu.
PAK
SOELARDJO :Ya...kalau itu sekedar Tradisi saja.
RIMA :Baik Pak, kiranya itu saja
pertanyaan saya. Terimakasih kerjasama Bapak
RIMA :(Rima
melihat ke Djodi) Ok Djod kita sudah cukup
{Lalu Rima
dan Djodi bersalaman dengan Pak Lardjo, sebagai tanda terimakasih, mereka
langsung minta ijin dan pergi dari situ}
SEQUENCE 29
JALANAN
JOGJA -
SIANG HARI
{Mereka
terlihat keluar dari Hotel X lalu melaju di sebuah jalanan Jogja, Djodi
membonceng Rima}
RIMA :Djod...sepertinya aku dah lama gak ke malioboro, Aku Rindu duduk
dan makan di warung Co-Boy, kamu setuju kalau kita melewati jalan malioboro
lalu kita mampir sebentar sebelum ke kampus.
DJODI :Ok cocok aku juga sudah lama gak ke sana
{Tak lama
kemudian mereka terlihat memasuki jalan Malioboro lalu merapat ke salah satu
area parkir dan kemudian menuju ke salah satu angkringan yang ada tak jauh dari
situ, namun mereka harus menyeberang jalan karena posisi angkringan ada di sisi
yang berbeda, mereka memesan Es Teh, sambil minum, melihat-lihat dan Ngobrol
tiba-tiba Djodi muncul ide}
DJODI :Rim Aku baru sadar...
RIMA :Ada apa...
DJODI :Malioboro kan
salah satu Maskot Jogyakarta, bagaimana kalau kita memasukkan beberapa stock
shoot ke dalam Film kita nanti...
RIMA :Kalau gitu ngapain nunggu
lagi, ayoo ambil Camera mu
DJODI :(Bergegas
membuka tas lalu mengeluarkan sebuah Camera dari sana dan kemudian sibuk
membidik ke beberapa sudut di area tersebut, kurang puas hanya satu anggle lalu
Djodi mengambil dari beberapa sudut lain yang berbeda hingga dia merasa cukup,
kemudian ke angkringan di mana Rima menunggu di sana)
RIMA :Gimana sudah...
DJODI : Ya aku kira
sudah cukup...kesibukan di sini sangat bagus untuk stock shoot.
RIMA :Ya aku rasa juga gitu...Eh
Djod (Tiba-tiba ngalih pembicaraan) Kira-kira Pak Andar Masuk Kampus gak
ya hari ini
DJODI :Kenapa emangnya
(Djodi agak sebel, Abis saat di butuhkan malah dosen sering Absen)
RIMA :Lhoo dia kan Dosen
pembimbing kita, ya apa salahnya kita lihatin hasil kerja kita, mana tahu nanti
kritikan dan masukan dari dia akan menambah kesempurnaan karya kita ini...?
DJODI :Ok-ok aku
setuju, sehingga kalau ada kesalahan vital kita bisa wanti-wanti dari sekarang
ketimbang setelah di Edit malah di suruh Edit lagi, Wah Kacau kannnn...??!
RIMA :YAP, You Are The Man...
DJODI :(Expresi
terlihat sedikit berbangga) Thanks Sweat
RIMA :Eh Aku sudah siap pergi
dari sini
DJODI :Ya Aku juga...
RIMA :Ya tapi kamu habisin dulu
minum mu
{Setelah
itu mereka meninggalkan Malioboro menuju Kampus, Akhir-akhir ini hampir tidak
ada perbedaan Ide dalam menggarap film tersebut, semua serba se-Ide, jarang
sekali Djodi yang membantai ide Rima atau sebaliknya Rima juga tak pernah
membantai Ide Djodi, malah ide-ide mereka semua saling melengkapi, Rima sudah
mulai merasa convert dengan Djodi dan Djodi juga sebaliknya, namun rasa cinta
yang dari hari ke hari semakin besar itu tetap masih tersimpan di sanubari
masing-masing mereka, bagi ke dua nya sama-sama mencari moment yang tepat
mengungkapkannya}
SEQUENCE 30
RUANG DOSEN
- MENJELANG ASHAR
{Di dalam
ruangan yang tidak begitu besar namun di bagi dua bagian satu untuk seorang
sekretaris dan satunya bahagian ruang
dosen, benar saja firasat Rima Pak Andar gak ada barusan saja keluar kata
Sekretarisnya, ada panggilan mendadak, apa hendak dikatee. Akhirnya mereka
menitipkan kepada Sekretaris Pak Andar semua hasil Shoot dan juga narasi yang
berhasil di himpun Rima, tentu saja masih berupa draft, belum ada hasil editan
Video maupun format penulisan bagi Narasi, setelah itu mereka meninggalkan
ruangan tersebut, namun sebelumnya pamitan sama sekretarisnya Pak Andar lebih
dahulu}
{Mereka
sudah di luar ruang menuju tempat parkir}
DJODI :(Djodi
bertanya) Kemana lagi nie kita Rim... setelah dari sini...
RIMA :Sepertinya aku mo langsung
ke rumah, aku pingin Istirahat
DJODI :Okay aku boleh
titip Helm ku gak...
RIMA :Eh emang kamu mau kemana...
DJODI :Mungkin aku
akan ke tempat Bedhoot dulu, sampai bertemu besok ya (Kemudian berpisah di
sana, Djodi terlihat menuju kantin)
RIMA :(Rima balik Arah,
menghidupkan motornya, lalu meninggalkan tempat itu juga)
SEQUENCE 31
KONTRAAN
BEDHOOT - PAGI HARI
{Bedhoot
mengontrak sebuah rumah bersama dua temannya sejak kuliah, di sebuah perumahan
di dekat kampus. Rumah yang mereka kontrak cuma tipe sederhana, di antara rumah
di sana Rumah kontraan Bedhoot paling Unik paling gak teratur, tanpa garasi dan
teras, pagar pun cuma tembok nya saja, bukan karena mereka merusaknya, namun
memang sejak di kontrak sudah demikian adanya, Bedhoot punya teman sekontrakan,
satu kampus cuma beda fakultas tapi satu angkatan, temannya itu kuliah di Kriya
Logam, namun suka ngelukis juga Ngoleksi sepeda bekas dari yang antik hingga
setengah modern, anehnya lagi teman Bedhoot yang memiliki nama Chairul ini
karena begitu demannya ama sepeda bekas, hingga ada dua sepeda yang sengaja di
gantung di dalam kamarnya satu di langit- langit satunya di tempelkan di dinding kamarnya, yang lainnya cuma di
letakkan di halaman rumah ditutupi dengan terpal biru, uniknya lagi semua sepeda
bekas ini sudah tak bisa di pakai ntah ban kempes lah atau pedalnya hilang
satu, Teman Bedhoot satunya lagi namanya Imam, Imam juga se angkatan dengan
Bedhoot kuliah di fakultas pertunjukan Jurusan theater, kamar Imam dipenuhi
dengan tempelan-tempelan kertas coretan tangan ada yang berbentuk puisi ada
juga berupa naskah pementasan, ada juga beberapa photo pementasan tertempel
serampangan gak teratur di antara kertas-kertas tersebut. hampir semua dinding
kamar di penuhi tempelan kertas dan photo. Pagi itu semua teman sekontrakan
Bedhoot masih tidur, Djodi juga masih terlihat tidur di kamar Bedhoot padahal
pagi sudah menunjukkan waktu 08:30 Wib, Bedhoot bergadang karena harus
menyelesaikan Editan Video hasil tugas mereka, Bedhoot punya satu unit Komputer
PC tidak begitu powerful, namun cukuplah untuk sekedar ngedit video tugas
kampus biarpun Rendernya memakan waktu lama, belum lagi hank di saat sedang
render}
BEDHOOT :(Bedhoot duduk di kursi di depan komputer sedang menonton
ulang hasil editing videonya)
DJODI :(Djodi
terjaga dari tidurnya, berusaha duduk masih dalam posisi seperti orang shalat,
karena tadi posisi tidurnya telungkup sambil menggosok-gosok mata dengan
tangannya) Eh Dhoot udah jam berapa sekarang...
BEDHOOT :(Bedhoot sambil tetap terus menonton) Jam 09:05...
DJODI :(Langsung
terperanjat dari kasur yang cuma di letakkan di lantai, tanpa ranjang dan
bergegas ke kamar mandi) Gila Aku bisa terlambat... aku punya janji sama
Rima bertemu Pak Andar jam 09:30 pagi ini.
{Di kamar
mandi, Djodi bergegas cuci muka lalu gosok gigi Ntah dengan sikat gigi siapa
udah gak kepikir lagi, setelah itu Djodi kembali ke kamar Bedhoot, Bedhoot
masih belum beranjak dari depan komputer. Djodi lalu meraih baju nya yang
tergantung di belakang pintu kamar}
DJODI :Eh Dhoot Apa
kamu bisa pinjam kan motor mu sebentar...
BEDHOOT :(Masih Konsen ke monitor komputer) Pakek aja kuncinya ada
di atas meja
DJODI :(Djodi
sudah paham sama Bedhoot lagi kerja ya serius gitu, di ajak ngomong aja gak
pernah ngeliat ke arah yang ngajak ngomong, bagi Djodi perilaku seperti itu
sudah biasa, seperti di cuekin, tapi sebenarnya bukan) Ok Dhoot Thanks,
nanti pas makan siang tak kembali in (Djodi meninggalkan Bedhoot yang masih
serius di depan Komputer. Djodi menghidupkan motor di depan rumah, dibiarkan
beberapa saat biar mesin nya panas, ketika hendak di kenderai, ternyata ban nya
kempes. lalu dia kembali ke kamar Bedhoot mengembalikan kunci)
DJODI
:Sorry Dhoot Aku gak jadi pakai motor mu
BEDHOOT :kenapa...
DJODI :Ban
nya Kempes...(Terus ke luar lagi dari kamar Bedhoot tanpa menunggu
pertanyaan berikutnya dari Bedhoot. Akhirnya Djodi berjalan kaki ke Kampus,
tidak ada jalan lain kecuali berlarian atau mempercepat langkah, jarak 2.3 km
itu harus di tempuh dalam waktu 15 menit berjalan kaki dan butuh 05 menit
dengan berkenderaan, harus di tempuh dalam waktu 08 menit sekarang dengan
berjalan kaki)
Baca Selanjutnya
Baca Selanjutnya
The 13th Room, Bagian Kesembilan
Reviewed by Presiden Kacho
on
23.20
Rating:
Tidak ada komentar: