DI ANTARA
TEMBOK/GANG SEMPIT KOTA GEDE - SORE HARI
{Betapa
kagetnya Djodi saat di pengkolan ke kiri Lorong Pagar tembok tinggi tersebut
berpapasan kembali dengan Pak Tua yang terekam tak sengaja sebelumnya, Pak Tua
ini saat berpapasan tersebut mengatakan
kepada Djodi “Berhati-hatilah Lah Nak dengan suatu kekuatan yang kamu
tidak punya kemampuan padanya“ Rima hanya bengong, melihat adegan yang serta merta tersebut
seolah-olah ada bahagian yang terlewati untuk nya,...}
DJODI :(Djodi tidak
berkata apa-apa tidak juga terimakasih pada pak Tua itu, di biarkan saja Pak
Tua itu melalui nya tanpak Djodi menolehnya bukan karena Djodi tak tahu
bersopan santun namun Dia masih Shock pada stuasi serba Cepat ini, Djodi dan
Rima terpaku beberapa detik, Djodi sambil mendorong Motor itu kembali) OK
Rima
{Sesaat
kemudian mereka telah sampai di Awal Gang yang mereka masuki pertama tadi, kali
ini Motor sudah bisa di hidupkan, mereka menaikinya, melaju akhirnya menghilang
di Ujung jalan Utama,...}
SEQUENCE 10
PINGGIR
JALAN DEPAN KOS DJODI - SORE HARI
{Djodi
Memarkirkan Motor tepat di pintu pagar kos-kosannya, kos-kosan ini berdiri
megah di pinggir jalan sepanjang 75 meter, beberapa rumah tertata rapi layaknya
seperti kompleks Perumahan, namun sebenarnya ini adalah perpaduan antara
deretan rumah tinggal dan pertokoan, karena letaknya tidak jauh dari pusat
Kota, jadi ada beberapa pemilik rumah yang menyulap rumah tinggalnya sebagai
pertokoaan, pemandangan di sini sangat dinamis, variatif dan balance}
DJODI :(Djodi turun
dari sepeda motor, sambil tangan kanannya masih memegang salah satu stang motor)
Thanks Rima,...
RIMA :(Rima menggeser posisi
duduknya ke bahagian Jok depan dan memantapkan kedua tangannya pada stang
motor, sambil tetap melihat ke arah Djodi) yaaa,...?! sama-sama, sampai
nanti
RIMA :(Memutar arah Motornya,
menciptakan atraksi kecil berupa asap karena Rima mencoba gaya putaran Crosser,
melambai tangan ke arah Djodi dan melaju)
DJODI :(Sambil membalas lambaian tangan Rima Djodi tersenyum melihat
aksi Rima, karena hal itu berarti Rima sudah menemukan dirinya kembali dan
terror mimpi sudah tak begitu memperangaruhinya kembali, kemudian Djodi
terlihat membuka pintu pagar dan menghilang di balik pagar setinggi 1.5 meter
tersebut, sebenarnya bukan tingginya pagar namun karena pagar kos-kosan Djodi
baru saja di pasang viber atawa Plastic, kata Ibu kos biar privasi terjaga)
SEQUENCE 11
PINGGIR
JALAN RUMAH RIMA - MENJELANG MAGRIB
{Terlihat
dari jauh sepeda Motor Rima menyalakan Lampu send kiri kemudian Rima menghentikan motor nya
tepat di Trotoar sebuah rumah, Rima turun dari Motornya membuka Pintu Pagar
lalu membawa masuk motor kemudian menutup kembali pintu pagar rapat, rumah Rima
tidak terlalu besar namun asri, mungil, hanya satu kamar berukuran 4 X 3 dan
dua 2.5 X 2, sebuah dapur dua kamar Kecil yang satu ada di kamar utama yaitu
kamar Rima satu nya merupakan WC tambahan terletak di bahagian belakang,
beberapa jenis bunga di antara batu-batu kerikil putih menambah cantik halaman
belakang rumah Rima, ruma ini di beli orang Tua nya 8 tahun yang lalu,
sementara Rima baru tinggal di sini 4 tahun, sebelumnya 2 Orang kakaknya pernah tinggal di rumah ini
sewaktu mereka sama-sama kuliah. sekali-kali Ortu Rima Dari Sumatera datang
menjengguknya lebih sering ayahnya karena ketika ada kepentingan Bisnis
menyempatkan juga mengunjunginya, sementara Ibunya 2 bulan sekali atau
sebaliknya kadang Rima yang pulang, kalau tidak dalam waktu libur paling Rima
menetap 3 hari. Kadang juga beberapa teman sering nginap di sini, juga sering
di pinjamin buat acara kecilan seperti acara Ultah teman-teman bila sedang
boring di Cafe, mall Atau rumah Makan, Rima sama sekali tak keberatan malah hal
tersebut menguntungkan, rumah jadi gak sepi dan ada teman}
RIMA :(Rima terdengar bersiul dan
bernyanyi kecil di kamar mandi, lebih kurang 5 menit kemudian Ia keluar dari
kamar mandi dengan handuk yang hampir membalut
seluruh tubuh nya yang tidak begitu besar Itu. kemudian Rima mengenakan Mukena,
sepertinya kali ini memang dia akan Shalat magrib, kebiasaan ini belum lama
menjadi tugas rutinnya, sebelumnya Rima sering melalalaikan tugas mulia nya
ini, kelihatannya Ia memang memiliki banyak perubahan termasuk kedewasaan yang
semakin bertambah walupun kadang sifat kasak krusuknya masih belum bisa
dihilangkan seluruhnya, setelah selesai Sholat, Rima membaca Tafsiran Al-qur’an
namun tidak dengan suara nyaring hanya dalam hati, Rima terlihat khusyuk
menelaah baris demi baris arab plus terjemahannya. 10 menit kemudian handphone
nya berdering, dia mengambil Handphone, dari seberang terdengar Suara Djodi)
RIMA :(Hanphone di telinga
kanannya,...)
SUARA DJODI
:(Hiii Rima, sorry Ganggu,...aku hanya ingatkan kamu besok
jangan lupa Kita perlu survey ke beberapa Hotel mengenai kamar nomor 13, Kita
perlu tahu ada berapa Hotel memakai No 13, juga ada berapa Hotel yang langsung
lompat ke No 14. Kita bertemu jam 9 pagi
di Cafe Merci)
RIMA :Ok,...Thanks Sampai Besok,
Salam,...
SEQUENCE 12
CAFE MERCI
- PAGI HARI
{Matahari
pagi menerpa seluruh dinding kaca Cafe Merci, Cafe Merci letaknya di pertigaan
sebuah jalan sangat strategis dan sehat karena menghadap ke timur, dengan
demikian setiap pagi matahari selalu menerangi, dinding terbuat dari kaca dari
bahagian dalam di lapisi dengan Tirai yang terbuat dari anyaman Rotan, sejumlah
meja kursi berderet dekat dinding kaca, beberapa buah kursi panjang tertata di
dekat meja tinggi dan panjang, sepintas Cafe ini seperti Cafe-cafe yang
bertebaran di Eropa, ya maklum pemiliknya dulu pernah tinggal di Perancis 5
tahun ikut istrinya yang berkebangsaan Perancis, Mas Kasim namanya, Rima sangat
sering mampir ke Cafe Mas Kasim ini, ada
beberapa menu cocok terlebih Rima sangat suka minum kopi, aroma nya beda.
Akhir-akhir ini selama kedekatannya dengan Djodi, Djodi juga jadi suka datang
kemari, walaupun tanpa Rima. Saat-saat Cafe sepi Mas Kasim sering mengajak Rima
Ngobrol tentang kissah hidupnya, sisi yang paling menarik bagi Rima adalah
kisah mas Kasim dengan seorang wanita Perancis bernama Melanie, wanita
ini dulu pernah menjadi isterinya, Oleh karenanya Cafe nya ini di beri nama
MERCI, di kutip dari bahasa Perancis.
Ketika Rima
memasuki Cafe matanya mencari ke beberapa meja Ia berharap menemukan Djodi
disalah satu meja tersebut, sepertinya Djodi terlambat, lalu Rima mendapatkan
kursi di dekat pojok paling ujung di selatan, Ia memilih duduk menghadap ke
Utara dan di biarkan wajah sebelah kanannya di terpa matahari pagi yang tembus
lewat jendela kaca. Pagi sudah menjadi kebiasaan di sini banyak pengunjung
terutama mahasiswa, Ibu-ibu muda juga wanita-wanita pegawai Mall sebelum masuk
kerja, di sini memang murah meriah, namun dari sisi menu dan service tetap
nomor satu, elite tetapi murah. Oleh karenanya cocok untuk mahasiswa atau siapapun.
Seorang Pramusaji Wanita muda mendekat ke meja Rima}
PRAMUSAJI
WANITA :(Membawa daftar menu, meletakkan di
atas meja Rima sambil tetap tersenyum manis ke arah Rima) Silahkan Mbak...
RIMA :(Rima sudah tak asing
dengan wanita muda satu ini, karena begitu seringnya dia kemari. Rima sudah
sangat hafal dengan daftar menu di sini, so sebelum Pramusaji wanita itu pergi
dia langsung memesan) Mbak seperti biasa segelas kopi dan satu Roti Croissant,
(Croissant adalah Roti khas Perancis, sepintas seperti tanduk kerbau
melengkung seperti kurva dan lancip di kedua ujung nya, rasanya manis, ukuran
dan beratnya bervariasi, mulai dari 100 Gram sampai tak terbatas, tetapi
biasanya sampai 400 gram)
DJODI :(Djodi terlihat membuka pintu Cafe Merci, lalu langsung menuju
ke arah Rima ) Hii Rim kamu lebih cepat,...
RIMA : (Rima menunjukkan
Expresi agak kesel ) tidak kah kamu merasa terlambat,..?!
DJODI :(Djodi agak
terkejut mendapati Rima kesal pada nya) Apa,...? Aku terlambat,...?! (Djodi
melihat jam tangannya) Bukankah sekarang baru jam 8:45 menit
RIMA :(Rima juga melihat jam
Tanggannya, Ia merasa tak yakin dengan matanya, karena jam tangannya menunjuk
kan waktu yang sama dengan Jam Djodi) Ada apa dengan mata ku (Ia
bertanya pada dirinya sendiri dan Djodi, karena sebelumnya Rima melihat jam nya
waktu Ia sampai di Cafe Merci waktunya sudah menunjukkan Jam 8:55 menit
bagaimana sekarang berputar balik) Aneh,...! ntah kenapa banyak hal-hal
ganjil akhir-akhir ini terjadi.
DJODI :(Djodi
menarik nafas berat) Rima,... sebenar nya setibanya aku tadi. Aku ingin
bercerita ke kamu bahwa semalam sekitar jam 3:00 Pagi aku juga mengalami hal
aneh dalam tidur ku. Aku mendengar Suara Kuda lalu di belakangnya di ikuti
suara sekelompok orang memainkan Marchine Band, Aku terbangun dari tidur ku,
aku mengira semula itu hanya suara dalam mimpi ku, namun kamu tahu,...?!
setelah aku terjaga, suara itu masih terdengar cuma kali ini menjauh dari Kos
ku, lalu ntah dorongan siapa aku bergegas ke luar rumah untuk memastikan
kebenaran suara itu yang menghilang perlahan, sepertinya suara itu menghilang
di ujung jalan lalu aku berlarian ke ujung jalan, mencoba menemukan sumber
suara itu, aneh sekali. Aku tidak mendapati siapa pun di sana, hanya ada
beberapa Orang becak tertidur pulas dalam becaknya menanti Pagi, kamu
tahu,...?! waktu itu aku baru sadar, ternyata aku hanya sendiri di pagi buta
berlarian ke sana kemari seperti orang lupa ingatan. Aku bergegas berlarian ke
kos kembali, seolah-olah pintu pagar begitu jauh, aku seperti tak sabar ingin meraihnya,
sesampai aku di kamar, aku terengah-engah, seperti kehabisan nafas, setelah
kejadian itu aku tak bisa tidur, baru jam 6:00 aku bisa tidur, ketika aku
mendengar suara si Mbok Pembantu memanaskan air di dapur dan beberapa penghuni
lain sudah terjaga, aku bangun jam 8:00, karena sebelumnya aku sudah menyetel
Alarm pada jam itu. lalu Aku bergegas kemari.
RIMA :(Rima yang sedari tadi
mendengar cerita aneh Djodi, tampak beberapa kali menarik nafas berat. kali ini
Rima tak begitu shock lagi mendengar cerita aneh seperti itu. Toh Ia sendiri
sudah mengalami sebelumnya walaupun dari kejadian yang berbeda) Ok
Djod,...sepertinya kita sudah sama-sama tahu, bahwa yang sedang kita teliti ini
memang memiliki sisi ghaib nya, dan beberapa kejadian aneh akhir-akhir ini
menimpa kita, itu sudah cukup untuk ku
simpulkan bahwa ghaib itu ada, artinya ada kehidupan lain yang ghaib,
dan ini berarti kita tidak sendiri di Jagat Raya yang maha luas ini.
DJODI :Ya benar,...
Aku jadi ingat,...sewaktu kita hendak pulang dari Kota Gede tempo hari, kita
berpapasan dengan seOrang Tua, kamu masih ingat ucapannya pada kita,...? kalau
kamu lupa aku bacakan sekali lagi untuk mu “ Berhati-hatilah Lah Nak dengan
Suatu kekuatan yang kamu tidak punya kemampuan padanya “ Sampai sekarang kadang aku teringat-ingat
ucapan itu, ada nada ancaman, peringatan atau sejenisnya, dan aku belum sempat
cerita ke kamu, sebenarnya Bapak Tua itu sebelumnya sewaktu aku mengambil
beberapa shoot, tanpa sengaja aku mengarahkan Camera ke salah satu rumah, kamu
tahu Rim,...lewat View Vender Camera Aku melihat dia berdiri tak jauh dari
pintu rumah nya seolah-olah dia mencoba berkomunikasi dengan ku dan jarak yang
jauh itu seperti sangat dekat dan seolah dia berdiri tepat di depan ku dan
melihat ku tajam. Sepertinya waktu itu dia mencoba mengatakan sesuatu namun aku
tidak bisa mengerti hingga waktu kita berada di gang dan berpapasan dengan
Orang Tua itu, lalu dia mengucapkan kalimat yang aku baca barusan.
PRAMUSAJI
WANITA :(Terlihat menuju ke meja Rima dan
Djodi, sebuah nampan berisikan pesanan Rima, lalu menata di meja)
Silahkan,...(Kemudian ketika dia hendak pergi dari meja tersebut)
DJODI :(Djodi
menghentikan Pramusaji tersebut, lalu dia memesan segelas kopi, kemudian Djodi
melanjutkan kembali bahasannya) Ok Rim,...Aku lanjutkan sedikit lagi,
melihat, merasakan dan mengalami hal-hal aneh akhir-akhir ini, maksud ku
semenjak kita memulai melakukan penelitian ini, kesimpulan sementara ku adalah
bahwa sebuah kekuatan gaib, spiritual atau apapun namanya sedang memantau kita
bahkan dia mengikuti kita.
RIMA :(Rima mengangkat gelas
kopi hendak minum, namun betapa kagetnya dia ketika gelas itu tiba-tiba
membesar di tangan kanannya, karena keterkejutannya gelas kopi itu terjatuh ke
meja, tidak pecah namun seluruh kopi tumpah ruah di atas meja sebahagian
menciprat ke baju juga celana yang dipakainya, tidak hanya Rima, namun juga
Djodi kebagian cipratan kopi tersebut, sementara itu Rima masih terlihat shock
dan tak melakukan apapun dalam beberapa detik)
{Lalu Djodi
bangkit dari duduknya berusaha hendak membersihkan atau mengelap baju Rima
dengan kertas tissue yang tersedia di sana, namun serta merta Rima menghentikan
aktifitas Djodi}
RIMA :(Sambil berusaha megelap
bajunya dengan tissue) Ok Djod,...Aku paham sekarang, apapun yang akan ku
alami tak kan ku biarkan kekuatan aneh ini mengambil keberanian ku untuk
menyelesaikan tugas ini, Djod kita sudah sejauh ini dan kita harus sampai ke
ujung.
DJODI :(Sebaliknya
sekarang Djodi duduk terdiam tak bergerak memperhatikan Rima,...bukan dia Shock
tentang apa yang baru saja terjadi, namun dia masih kurang yakin dengan apa
yang baru saja di dengar dari mulut Rima, ucapan- ucapan yang mengandung
keberanian dan pantang menyerah, sebenarnya jauh dalam hatinya dia hendak
mengatakan ‘kamu memang wanita yang aku idamkan) Ya Rima apapun yang akan
terjadi kita harus selesaikan tugas ini sampai tuntas. Aku akan bersama kamu,
apapun yang akan terjadi nanti aku sudah siap.
RIMA :(Rima berdiri seperti
orang bergegas hendak pergi) lalu apalagi yang kita tunggu,...?!
DJODI :(Djodi masih duduk, melihat ke arah Rima) Ok Rima, aku
hargai semangat kamu, tetapi aku perlu minum segelas kopi dulu, lagian aku
merasa kasian dengan roti Croissant kamu.
RIMA :(Rima duduk kembali)
Ok,... silahkan saja lagian tiba-tiba saja aku merasa perut ku penuh dengan
makanan, rasa lapar ku menghilang.
{Tak lama
kemudian Pramusaji Wanita, membawa segelas kopi pesanan Djodi}
DJODI :(Djodi
melahap Croissant seperti orang kelaparan berhari-hari)
RIMA :(Rima memperhatikan cara
Djodi menghabiskan roti tersebut, tanpa sepatah kata)
DJODI :(Djodi
menghabiskan bagian terakhir dari roti tersebut) Aku suka roti ini (Lalu
menegak habis kopi dalam sekali minum)
RIMA :Hari ini aku bayarin kamu (Kemudian
Rima ke meja kasir di ikuti Djodi, di sana telah berdiri mas Kasim, Rima
menyedorkan Uang 20 ribuan, kemudian mas Kasim mengembalikan 10 ribuan kepada
Rima) terimakasih Mas
MAS KASIM :(Membalas senyum Rima juga
kepada Djodi, hari ini tidak ada tegur sapa seperti biasanya, semua serba non
verbal)
{Kemudian
Rima & Djodi keluar dari Cafe, menuju tempat parkir sepeda motor,
parkirannya persis di depan Cafe, Rima megang Stir, lalu mereka meniggalkan
tempat tersebut}
Selanjutnya
Selanjutnya
The 13th Room, Bagian Ketiga
Reviewed by Presiden Kacho
on
23.06
Rating:
Tidak ada komentar: