STRUKTUR PENULISAN FEATURE
“Tidak
Seperti Piramida Terbalik berita regular, model pengisahan feature lebih cair (fluid),”
kata Friedlender & Lee. Kisah Feature
berkembang sejak jurnalisme moderen diterapkan di Amerika, pada fase “penny
press” di tahun 1830-an. Kisahnya mengadopsi struktur cerita pendek.
Ia
terbagi ke dalam tiga bagian: awal
(beginnings), tengah (middles), dan
akhir (ends). Berbeda dengan kisah berita, feature tidak mengarahkan pembaca. Penulis feature membangun bacaan seutuh mungkin, dalam urutan yang mudah
dipahami. Kisahnya tidak bisa dipenggal-penggal. Hanya bisa diedit dengan
hati-hati, pada tiap bagian dan keseluruhan kisahnya. Dari awal sampai akhir
kisahnya.
“Kunci
pembuka kisah feature ada di paragraf
pertama, the lead,” papar Daniel R.
Williamson. Dalam buku Feature Writing
for Newspaper. Lead menjadi awal
pembaca mau meneruskan bacaannya. Wartawan berusaha keras mengaransir kata-kata
di bagian ini, agar bisa mengajak pembaca masuk ke dalam pengisahan.
Usai
mengatasi lead, penulis feature
berhadapan dengan body (tubuh berita) dan ending (penutup). “ Mengaransir
materi tulisan yang dapat memaku perhatian pembaca dengan lancar dari awal
sampai akhir”. Kreatifitas dan talenta penulis berperan.
Bila
di urut, Struktur penulisan feature terdiri dari:
- Judul
- Lead
- Body
- Ending
Judul
Setiap
judul memerlukan penanganan yang cermat. Melalui judul, pembaca diajak dan
ditarik minat perhatiannya. Dalam Feature,
judul tidak perlu berupa ringkasan. Yang penting, harus dibuat semenarik
mungkin dan dapat menggugah pembaca. Karena itu, judul feature di buat lebih kreatif dibanding judul berita atau artikel biasa. Selain karena factor
subjektivitas penulisan, judul feature
harus bersifat orisinil dalam gaya
dan susunan kata-katanya.
Judul
feature tak mesti berkaitan dengan lead. Tidak harus ditulis secara S-P-O-K
( Subjek-Predikat-Objek-Keterangan). Tidak harus tegas menyiratkan arti. Makna
ambigu
Kerap
dibutuhkan. Bila perlu imajinatif. Semua itu ditujukan untuk menggugah atensi
pembaca.
Lead
Lead berguna sebagai pemancing minat dan atensi pembaca. Setiap reporter
punya kesadaran tinggi akan perlunya lead. Mereka menghindari lead tidak
bermutu dan itu-itu juga.
Lead pada feature memiliki dua
tujuan, pertama menarik pembaca untuk mengikuti materi tulisan. Kedua,
merupakan cara melancarkan pemaparan kisah.
Untuk
dua tujuan itu, lead pun terdiri dari
beberapa pilihan dengan kegunaan masing-masing. Ada yang untuk menyentak pembaca, atau
menggelitik rasa ingin tahu pembaca, atau merojok imajinasi pembaca, atau
meringkas isi feature yang akan di baca.
Tapi,
dalam feature, penulis punya banyak keleluasaan dalam memaparkan atau
menjelaskan yang ingin diungkap. Karena itu, dalam lead, penulis bisa mengombinasi satu-dua jenis lead yang dianggap
tepat.
Struktur Penulisan Feature, Part 1
Reviewed by Presiden Kacho
on
00.25
Rating:
Tidak ada komentar: